
Jakarta, 30 November 2024 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan hingga mencapai level 7.114,26 akhir perdagangan hari ini. IHSG turun 1,19% atau 85,89 poin, dengan investor asing mencatat net sell besar-besaran di pasar reguler dan negosiasi. Penurunan ini mencerminkan tekanan jual yang signifikan dari para pelaku pasar, khususnya investor asing yang terus menarik modal mereka dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca juga : Rahasia di Balik Harga Murah Mobil Listrik China
Net Sell Asing
Investor asing mencatat net sell atau jual bersih sebesar Rp 1,89 triliun di seluruh pasar. Di pasar reguler, net sell asing mencapai Rp 1,60 triliun, sedangkan di pasar negosiasi sebesar Rp 293,82 miliar. Saham-saham dengan net sell terbesar asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan Rp 823,84 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan Rp 461,23 miliar, dan PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) dengan Rp 94,79 miliar. Penjualan bersih dalam jumlah besar ini menunjukkan adanya kekhawatiran investor asing terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.
Top Gainers dan Losers
Meskipun IHSG secara keseluruhan melemah, beberapa saham tetap menunjukkan kenaikan harga. Saham-saham dengan net buy terbesar asing adalah PT Astra International Tbk (ASII) dengan Rp 81,14 miliar, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan Rp 29,95 miliar, dan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) dengan Rp 21,12 miliar. Saham-saham ini berhasil menarik minat investor asing berkat fundamental perusahaan yang solid dan prospek bisnis yang menjanjikan.
Di sisi lain, delapan indeks sektoral menyeret IHSG ke zona merah. Sektor energi tumbang 1,67%, sektor teknologi terpangkas 1,29%, sektor barang baku melorot 0,92%, sektor perindustrian turun 0,50%, sektor keuangan melemah 0,44%, sektor infrastruktur tergerus 0,34%, sektor transportasi dan logistik turun 0,30%, dan sektor properti dan real estate turun 0,12%. Penurunan di sektor-sektor ini mencerminkan sentimen negatif investor terhadap prospek jangka pendek industri-industri tersebut.
Sektor yang Menguat
Di tengah penurunan IHSG, tiga sektor masih mampu mencatatkan penguatan. Sektor barang konsumsi nonprimer menguat 0,42%, sektor barang konsumsi primer naik 0,18%, dan sektor kesehatan menguat 0,03%. Kenaikan di sektor-sektor ini menunjukkan adanya permintaan yang tetap stabil untuk produk-produk konsumsi sehari-hari dan layanan kesehatan, meskipun pasar saham secara keseluruhan mengalami tekanan.
Volume dan Nilai Transaksi
Total volume transaksi di Bursa Efek Indonesia mencapai 27,7 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 13,7 triliun. Sebanyak 391 saham melemah, 194 saham menguat, dan 209 saham tidak mengalami perubahan harga. Tingginya volume transaksi ini menunjukkan bahwa meskipun banyak saham yang mengalami tekanan jual, masih ada aktivitas perdagangan yang signifikan di pasar.
Analisis Pasar
Menurut analis pasar, penurunan IHSG hari ini sebagian besar dipengaruhi oleh sentimen global dan kekhawatiran investor terhadap situasi ekonomi makro. Kebijakan moneter yang ketat di beberapa negara besar, ketidakpastian politik, dan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi global turut mempengaruhi sentimen pasar di Indonesia. Analis juga mencatat bahwa penurunan ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk melakukan akumulasi saham-saham berfundamental baik dengan harga yang lebih rendah.
Baca juga : Peluang Saham di BEI Pasca Kemenangan Donald Trump
Kesimpulan
IHSG mengalami penurunan signifikan hari ini akibat net sell besar-besaran dari investor asing. Meskipun demikian, ada sektor-sektor yang masih mampu menguat, menunjukkan adanya peluang koreksi di masa mendatang. Investor dianjurkan untuk memantau perkembangan pasar dan melakukan analisis mendalam sebelum membuat keputusan investasi. Dengan memahami dinamika pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan saham, investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam mengelola portofolio mereka.








